Longsor Lagi, di Karang Anyar dan Kampung Satu
#POLPPTARAKAN_INFO :
Bencana tanah longsor kembali terjadi di Tarakan. Kamis (26/1) pagi kemarin longsor menimpa dua rumah di dua lokasi yang berbeda. Meski tidak sampai menimbulkan korban jiwa, longsoran tanah nyaris menimbun dua orang pasangan suami-istri di Kampung Satu/Skip. Beruntung, keduanya berhasil diselamatkan warga dan hanya mengalami luka ringan di kaki.
Longsor di Kampung Satu/Skip, tepatnya di Jl Pulau Bangka RT 21 (belakang RSUD Tarakan) terjadi sekitar pukul 10.15 Wita, Kamis (26/1) kemarin. Hujan deras yang mengguyur Tarakan sejak dua hari terakhir diduga kuat menjadi salah faktor penyebab longsor tersebut.
Informasi yang dihimpun Radar Tarakan di lokasi kejadian, bencana longsor menimpa rumah kontrakan yang dihuni Hermanus (31) dan keluarganya. Tak hanya rumah yang rusak parah, Hermanus dan istrinya, Imelda (27) juga nyaris menjadi korban.
Sempat tertimpa reruntuhan rumah dan hampir separo badannya tertimbun tanah, Hermanus dan Imelda masih bisa diselamatkan warga. Keduanya mengalami luka-luka pada kaki dan langsung dilarikan ke RSUD Tarakan.
Sementara dua anggota keluarga lain yang tinggal serumah dengan Hermanus, yakni Adrianus (23) dan Maria Diana (20) sempat melarikan diri sebelum longsoran tanah menimpa rumah mereka.
Menurut Ketua RT 14 Kelurahan Kampung Satu/Skip, Hadi yang rumahnya tak jauh dari tempat kejadian, longsor terjadi sekitar pukul 10.15 Wita. Saat itu hujan deras masih mengguyur Tarakan sejak malam hari.
“Waktu itu saya sedang melihat aliran parit yang berada dekat rumah saya. Tiba-tiba saya mendengar suara gemuruh, setelah saya lihat ternyata itu suara tanah yang turun dari atas gunung, dan dengan cepatnya menimpa rumah Hermanus,” cerita Hadi yang ditemui di lokasi kejadian, kemarin.
Seketika itu pula, lanjut Hadi, dirinya bersama beberapa warga lain langsung lari menuju rumah Hermanus. Di lokasi warga mendapati rumah sudah roboh, sementara di dalamnya nampak Hermanus dan istrinya dalam kondisi sebagian badannya tertimbun tanah.
Warga pun langsung berusaha menolong keduanya, dengan menariknya keluar dari timbunan tanah, lalu melarikannya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan. Selain Hermanus dan istrinya yang ketika itu terjebak di dalam rumah, beberapa barang rumah tangga, termasuk motor juga ikut tertimpa.
Terpisah, Adrianus salah satu anggota keluarga yang serumah dengan korban menceritakan, saat itu sekitar pukul 09.00 Wita, dia bersama keluarga lainnya sedang sarapan pagi. Hujan masih mengguyur, sehingga mereka tidak ada niatan pergi ke keluar rumah. “Selesai sarapan kamipun baring-baring sejenak di ruang tamu. Sekitar satu jam kemudian, tiba-tiba saya mendengar gemuruh. Saya pun langsung tarik Maria lari keluar, karena saya lihat tanah seperti bergerak,” ungkapnya.
Keduanya masih beruntung bisa berlari. Sementara Hermananus dan istrinya tak sempat menyelamatkan diri, karena keduanya berada di dalam sedang asyik nonton televisi.
Hermanus sendiri saat ditemui di ruang perawatan RSUD Tarakan belum bersedia berbicara apa-apa. Karena dalam kondisi masih syok. Dia terlihat mengalami luka-luka di bagian kaki. Begitu juga dengan sang istri yang masih dalam keadaan trauma akibat tertimbun longsor.
Tak hanya di Kampung Satu dan dua kejadian di hari sebelumnya (belakang Gedung Gadis Tarakan dan RT 10 Kampung Bugis, Karang Anyar, Red) hujan yang mengguyur Tarakan dua hari ini juga menyebabkan longsor di RT 70 Kampung Bugis, Kelurahan Karang Anyar. Sebuah rumah milik Anjel porak poranda setelah terseret longsoran hingga kurang lebih 10 meter dari posisinya semula.
Wartawan koran ini di lapangan mencatat, terjangan longsoran itu terjadi sekitar pukul 08.00 Wita Kamis (26/1) kemarin. Rumah ibu Anjel sendiri berada pada posisi tanah rata yang tidak diprediksi bakal terkena longsor.
Di luar dugaan longsoran yang panjangnya mencapai 100 meter dengan pusat di puncak bukit berbatasan antara RT 10 dan RT 70 Kelurahan Karang Anyar tersebut menghantam rumah Anjel.
Beruntung dalam musibah tersebut, tidak ada korban jiwa. Karena semua barang berharga milik korban sudah dikosongkan sejak Kamis dini hari (sekitar pukul 03.00 wita) lalu oleh warga sekitar yang juga masih ada hubungan keluarga dengan korban.
Selain Anjel, ada sekitar 7 rumah di sekitar longsoran yang kini pada posisinya terancam longsor. Bahkan, 4 keluarga di antaranya sudah mulai mengosongkan rumah sejak Rabu pagi lalu.
Warga sekitar yang terancam longsor itu diantaranya, Wilhelmus Ama alias Lazarus, Uspan dan orangtuanya, Yoseph, Kopong, Serta Yunus dan anggota keluarganya pun kini sudah mengosongkan rumah.
“Untuk menjaga hal-hal di luar dugaan, kami sudah mulai mengosongkan rumah sejak Rabu pagi,” ungkap Lazarus. Mereka yang mengosongkan rumahnya itu kini tinggal di tempat keluarganya masing-masing.
Lurah Karang Anyar Wijianto SE saat meninjau lokasi longsor kemarin pagi menyatakan, setelah melakukan pendataan pihaknya akan melaporkan ke pemerintah kota. Mengenai bantuan, dia sendiri belum bisa memberikan kepastian. Hanya saja, untuk ibu Anjel kata Wijianto harus mendapat perhatian dari pemerintah kota. “Kalau rumah yang rata dengan tanah ini, memang harus menjadi perhatian pemerintah dan perlu mendapatkan bantuan,” pungkasnya.(*/mad/noi/ngh)
Sumber Kutipan (Kecuali Gambar Ilustrasi) :
Terbit Jumat, 27 Januari 2012
LAYANAN PENGADUAN
SETIAP HARI 1 X 24 JAM
SATPOL PP KOTA TARAKAN :
TELEPON (0551) 32492 ATAU
SMS (PESAN SINGKAT) KE 085247618394
MELALUI HANDPHONE (MOBILE VERSION)
KLIK DISINI : MOBILE VERSION
0 KOMENTAR ANDA:
Posting Komentar