Tadi Malam, Gantian Kebakaran di Toko Eka Daya
#POLPPTARAKAN_INFO : Sebanyak 48 rumah dipastikan terbakar pada peristiwa yang terjadi di Kelurahan Selumit Pantai, Kamis malam (22/11) sekitar pukul 22.30 Wita. Data itu disampaikan Lurah Selumit Pantai Eddy kepada Radar Tarakan, tadi malam.
“Jumlah kepala keluarga (KK) ada 155. Kalau jumlah jiwa, sementara ini masih kami data,” kata Eddy dihubungi sekitar pukul 21.40 Wita tadi malam.
Rinciannya sebut Eddy, di RT 21 terdapat delapan rumah terbakar yang ditinggali sekitar 20 KK. Terbanyak di RT 28, sebanyak 40 rumah yang terbakar dan korbannya 135 KK.
“Untuk data jiwa, kami masih meminta data valid dari ketua RT yang bersangkutan,” terang mantan Lurah Mamburungan Timur itu.
Dikatakan Eddy, memang agak sulit mendapat korban kebakaran dalam bentuk data jiwa. Sebab, rata-rata orang yang menyewa tempat tinggal tidak melapor. “Jadi kesulitan karena ada yang tidak melapor. Makanya, melalui ketua RT akan ditelusuri lagi untuk mendapatkan data valid,” terangnya.
Sebab, data valid mengenai jiwa yang menjadi korban kebakaran sangat penting untuk menyalurkan bantuan. Apakah dengan belum diketahui data jiwa korban kebakaran menyulitkan distribusi bantuan saat ini, seperti nasi bungkus? Eddy mengaku, khususnya bantuan nasi bungkus, digunakan data perkiraan.
“Tadi pagi saya minta Bagian Sosial membagikan 150 nasi bungkus dulu. Ternyata kurang, makanya siang ditambah jadi 200 nasi bungkus. Masih kurang lagi, malam ditambah jadi 400 nasi bungkus,” sebutnya.
Namun kata Eddy, jumlah nasi bungkus yang dibagikan tersebut tidak bisa dijadikan sebagai data jumlah jiwa korban kebakaran. “Karena bisa saja yang makan bukan korban kebakaran, tapi kebetulan orang yang ada di situ saat pembagian,” jelasnya.
Pun begitu kata Eddy, pihaknya tetap menantikan data korban kebakaran dalam bentuk jiwa yang valid. Terkait jumlah kerugian, dia mengaku belum bisa ditafsirkan. Sementara itu, terkait penyebab kebakaran, Eddy meyakini terjadi karena adanya korsleting listrik.
“Sebab, sebelum kejadian listrik di Selumit Pantai. Begitu listrik nyala, baru kebakaran terjadi. Asal api di sebuah rumah di RT 21 yang bersebelahan dengan rumah ketua RT 28,” kata Eddy lagi.
Hal ini dibenarkan Ketua RT 28 Selumit Pantai Rusli. “Mula-mula api berawal dari rumah ibu Erni, tetangga saya. Saat itu dalam keadaan tidur, saya begitu bangun mendengar teriakan orang, api-api..! Saya tidak bisa bantu karena api begitu besar di samping rumah. Ya larilah kami keluar langsung, dan saya suruh orang-orang semua keluar,” kata Rusli.
Pasca kebakaran, lanjut Lurah Selumit Pantai, Eddy, pihaknya juga telah membuka posko korban kebakaran yang dipusatkan di Masjid Al-Muhajirin, Selumit Pantai.
Sa’diyah termasuk salah satu korban kebakaran. Ia tampak shock dengan peristiwa yang menghanguskan seluruh harta miliknya. “Semuanya sudah jadi abu. Sisanya tinggal tiang-tiang rumah kami yang masih berdiri,” kata ibu empat anak itu.
Ia mengaku tidak sempat mengambil barang-barangnya saat kebakaran karena panik. Saat dia mengetahui ada kebakaran, api sudah melalap rumah yang berada tepat di dekat rumahnya. Sa’diyah pun mengaku sangat tidak menyangka api bisa demikian besar dan hanya beberapa menit mampu menghanguskan semua benda yang dimilikinya.
Sa’diyah beserta ratusan pengungsi lainnya yang kini berada di Masjid Al-Muhajirin harus bertahan dengan kondisi yang tidak nyaman. Mereka juga belum tahu sampai kapan akan berada di tempat itu. Demikian juga dialami Mus Muliadi, dia mengaku tidak memiliki keluarga selain saudaranya yang juga ikut menjadi korban kebakaran. Lelaki yang kesehariannya bekerja sebagai nelayan ini mengaku bingung harus tinggal di mana nantinya.
“Kami sama-sama habis, tidak ada yang tersisa kecuali baju yang kami pakai sekarang,” ungkap Mus didampingi saudaranya. Ia mengaku tidak sempat menyelamatkan benda berharga miliknya karena lebih mementingkan keselamatan keluarganya. Dalam musibah ini, Mus mengaku kehilangan semua benda-benda berharganya termasuk surat nikah, kartu keluarga, dan kartu jaminan kesehatan.
Kisah yang lainnya dialami oleh Agus beserta istri dan dua anaknya. Agus mengungkapkan bahwa dirinya baru menyadari adanya kebakaran ketika api sudah membakar jembatan yang ada di depan rumahnya. Ia dan istrinya terpaksa menggunakan speedboat yang dia tambatkan di bawah kolong rumahnya. Ketika berusaha turun ke perahu yang terbuat dari fiber itu, istri Agus terjatuh ke laut beserta bayi di dalam gendongannya. Agus mengisahkan pada saat itu, dia tanpa berpikir panjang langsung ikut melompat ke dalam air untuk menggapai bayinya.
“Ini jatuh ke laut, saya langsung ikut melompat untuk menangkapnya,” kenang Agus sambil mengeleng-gelengkan kepala sembari terus mendekap bayinya yang sedang diberi susu botol. Lelaki yang berasal dari Kota Makassar ini mengaku bekerja sebagai pengusaha jual beli kepiting. Ia baru saja pulang untuk beristirahat di rumahnya, namun tiba-tiba terdengar ada kebakaran dari warga sekitar. Agus yang panik langsung membawa istri dan kedua anaknya untuk segera keluar rumah tanpa sempat menyelamatkan barang-barang berharganya. Ia mengaku modal usaha pembelian kepitingnya sebesar Rp 8,5 juta juga ikut terbakar. Agus kini mengaku tidak tahu harus bagaimana, karena semuanya dimulai dari nol kembali.
Ditanya mengenai sumbangan yang ada, mereka mengaku sudah mendapatkan beberapa bantuan di antaranya selimut, nasi bungkus, biskuit, air minum dalam kemasan, dan beberapa lembar pakaian bekas dari warga. Namun tentunya bukan hanya itu yang mereka butuhkan, berbagai keperluan lainnnya juga harus terpenuhi misalnya peralatan untuk mandi dan air bersih. Menurut Sa’diah, di tempat itu juga hanya ada satu jamban yang mereka pergunakan secara bergantian. Sa’diyah, Mus Muliadi, Agus dan ratusan pengungsi lainnya mengharapkan uluran tangan masyarakat Tarakan.
Kepolisian Tarakan hingga Jumat siang (23/11) kemarin belum dapat memastikan penyebab kebakaran di Selumit Pantai.
“Kami belum memeriksa saksi-saksi yang pertama kali kita lihat dan belum melakukan oleh TKP (tempat kejadian perkara). Memang, kami baru memeriksa 1 orang saksi bernama Rusli, salah seorang pemilik rumah yang terbakar, dan dia juga belum tahu secara pasti dari mana api itu bersumber,” kata Kapolres Tarakan AKBP Desman Sujaya Tarigan melalui pejabat sementara Kasubag Humas Ipda Kamson Sitanggang, kemarin.
Dikatakan, dalam laporan salah satu korban yang melaporkan kejadian tersebut di Polres Tarakan kemarin malam hanya melihat saat api membesar.
“Untuk kerugian sendiri kami belum tahu pasti. Namun dari keterangan dan pengakuan korban bernama Rusli itu sekitar Rp 80 juta. Itu hanya satu rumah loh,” kata juru bicara Polres Tarakan itu.
Menurut Kamson, pihaknya bisa saja menetapkan tersangka apabila dalam olah TKP dan pemeriksaan beberapa saksi menemukan adanya kelalaian.
“Ya, kami lakukan sesuai prosedur dulu, dan apabila ada kelalaian dalam kebakaran itu seperti menyalakan lilin atau semacamnya maka akan kami proses. Pasalnya akibat kelalaian bisa membuat rumah dan barang milik orang lain terbakar,” terangnya.
Kepala Kantor Pemadam Kebakaran Tarakan, H. Harianto SE MSi mengatakan, akan mengevaluasi keberadaan pos pemadam di daerah rawan kebakaran khususnya di wilayah pesisir.
Diakuinya, masyarakat cukup besar peranannnya dalam membantu petugas pemadam dan barisan relawan pemadam kebakaran (Balakar) untuk memadamkan api pada peristiwa yang terjadi di Selumit Pantai, Kamis malam (22/11).
“Walaupun di sana-sini ditemukan berapa hal seperti keterbatasan selang, kompetensi Balakar masih belum optimal, mesin portable yang masih kurang di pos PMK (pemadam kebakaran), dan sarana jalan menuju lokasi yang sampai 600 hingga 800 meter,” kata Harianto, kemarin (23/11).
Menurut dia, dibutuhkan penambahan minimal hingga tiga pos pemadam kebakaran di Selumit Pantai. Selain itu, kata Harianto, pihaknya juga akan mempersiapkan calon-calon Balakar yang baru untuk menjaga dan mengendalikan pos pemadam kebakaran tersebut.
“Tentunya, tidak boleh lepas dari kerjasama dengan pihak lurah setempat, dan secara teknis akan dibantu oleh petugas pemadam kebakaran yang ada di Tarakan,” terang mantan kepala Bagian Humas Sekretariat Kota Tarakan itu.
Terkait dengan rencana penambahan pos pemadam kebakaran yang satu paket dengan peningkatan kompetensi Balakar diajukan dalam Anggaran Pendapatan Belanja dan Daerah (APBD) Tarakan tahun 2013 yang saat ini dalam proses pembahasan di dewan.
“Adapun nominalnya yang belum bisa disebutkan karena akan selalu berubah sesuai kebutuhan yang diinginkan dalam perencanaan 2013. Tapi kami berharap, semoga rencana ini bisa dikabulkan,” kata Harianto lagi.
Terkait dengan pemeriksaan Apar (alat pemadam ringan) yang dimiliki perusahaan, termasuk hotel-hotel di Tarakan sebagai antisipasi dini mencegah kebakaran, diakuinya telah dilakukan secara bertahap.
Harianto menambahkan, kekuatan yang dimilikinya saat ini sebanyak 16 armada pemadam kebakaran yang terbagi di sektor pusat (Kantor PMK di Kampung Satu), sektor barat (di Karang Balik), dan sektor utara (di dekat Kantor Camat Tarakan Utara).
“Adapun jumlah personel sekitar 80 orang, termasuk Balakar dan petugas PMK itu sendiri,” sebut Harianto.
Pemerintah Kota Tarakan langsung mengambil langkah cepat untuk membantu masyarakat di RT 28 dan RT 21 kelurahan Selumit Pantai yang menjadi korban kebakaran. Tim penanggulangan bencana pemerintah kota yang dipimpin Wakil Walikota Tarakan Suhardjo Trianto sejak kemarin malam sangat intens mengkoordinir para SKPD (satuan kerja perangkat daerah) terkait untuk melakukan penanganan, terutama pasca kebakaran.
“Kami sudah melakukan koordinasi di lapangan dan posko penanganan kebakaran dipusatkan di Masjid Al-Muhajjirin karena letaknya sangat strategis,” kata Suhardjo Trianto saat meninjau posko pengungsian warga, kemarin.
Wawali mengaku sudah menginstruksikan seluruh instansi terkait untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan terutama membantu akomodasi dan konsumsi yang saat ini sangat diperlukan masyarakat.
“Terutama kebutuhan air harus sudah tersedia. Jangan sampai ada kekurangan,” tegas Wawali.
Begitu juga dengan kebutuhan pangan, Wawali menjamin akan memberikan konsumsi makanan bungkus kepada korban kebakaran secara terjadwal, yaitu setiap pagi, siang dan sore. “Jamnya juga sudah saya instruksikan agar waktunya tepat. Khusus untuk anak-anak sekolah, saya berharap dinas pendidikan menginventarisir berapa jumlah mereka. Paling tidak, anak-anak ini harus segera sekolah. Minimal pemerintah dapat memfasilitasi berupa seragam sekolah,” kata Suhardjo.
Terkait bantuan finansial dari pemerintah kota, wawali belum berani mengungkapkan nominal mengingat ada aturan dan ketentuan di birokrasi. “Bulan lalu kita mengupayakan bantuan ke pusat dan sudah kami realisasikan untuk korban kebakaran di Pasar Beringin,” terangnya.
Bisa jadi untuk bantuan korban kebakaran Selumit Pantai ini juga menggunakan jalur yang sama. “Kami upayakan bantuan sebanyak dan semaksimal mungkin. Tapi kami belum bisa menentukan nominal berapa bantuan yang didapat,” ungkapnya.
Untuk bantuan dari APBD Tarakan, wawali akan melakukan komunikasi dengan bagian sosial apakah ada pos-pos anggaran untuk bantuan tersebut meskipun jumlahnya tidak banyak.
KEBAKARAN DI TOKO EKA DAYA
Hanya berselang 24 jam dari kebakaran di Selumit Pantai, peristiwa serupa gantian terjadi di Toko Eka Daya Jl. Yos Sudarso, Kelurahan Selumit.
Tadi malam, di lantai dua pada ruangan yang digunakan menyimpang barang dagangan berupa spring bed, kebakaran terjadi. Diduga, korsleting listrik menjadi penyebab kebakaran tersebut. (*/fan/*/sul/ddq)
Sumber Kutipan (Kecuali Gambar) :
Terbit Sabtu, 24 November 2012
LAYANAN PENGADUAN SETIAP HARI 1 X 24 JAM
SATPOL PP KOTA TARAKAN :
TELEPON (0551) 32492
BLOG INI DAPAT DIAKSES MELALUI
HANDPHONE (MOBILE VERSION)
KLIK DISINI : MOBILE VERSION
0 KOMENTAR ANDA:
Posting Komentar