Keprihatinan ditunjukkan Wakil Walikota Tarakan, Suhardjo terhadap pola laku kebanyakan remaja atau anak baru gede (ABG) di Tarakan, yang menjurus ke ranah negatif. Seperti berpacaran, menerapkan seks bebas dan lainnya. Dalam penilaiannya, ini adalah sebuah permasalahan besar yang patut mendapat perhatian lebih dari masyarakat (tokoh agama dan pemuda), pemerintah kota (Dinas Pendidikan Kota Tarakan) dan para orangtua. “Bersama-sama masyarakat, pemerintah kota dan orangtua, ayo kita cermati dan awasi perkembangan anak-anak kita. Dengan perhatian lebih dan pembudayaan mawas diri, maka insya Allah anak-anak kita tak akan terjerumus kepada pola hidup yang negatif,” ungkap Suhardjo kepada Radar Tarakan, kemarin (8/5).
Pun demikian, Suhardjo menyadari bahwa budaya ‘seronok’ yang diterapkan kalangan remaja di Tarakan dan Indonesia pada umumnya, merupakan konsekuensi dari sebuah gejolak pembangunan. Utamanya, di daerah yang sedang giat membangun seperti Kota Tarakan dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. “Kalau di kota-kota besar lainnya, mungkin keadaannya jauh lebih parah daripada yang ada di Tarakan. Tapi ini masalah generasi bangsa, dan keputusan yang diambil remaja sekarang akan menjadi keputusan bangsa kedepan. Jadi, kalau keputusannya negatif, maka ini akan menjadi kendala besar bagi bangsa,” ujarnya.
Selain itu, Suhardjo juga berharap peran besar ditunjukkan oleh komponen terkait yang ada di kalangan pemerintah, utamanya Dinas Pendidikan Kota Tarakan serta tenaga pendidik yang ada di sekolah, untuk menggiring remaja pelajar kepada hal-hal yang positif. “Menurut saya, selain memberikan beragam pengetahuan umum kepada remaja pelajar, sebaiknya pelajar juga diberikan pengetahuan soal sopan-santun, tata karma dan budaya positif,” jelasnya.
Hal ini sangat memungkinkan, karena instansi pendidikan kini telah menyatu dengan urusan kebudayaan. Dari itu, Suhardjo berharap adanya keseimbangan antara pengetahuan umum dengan pengetahuan budaya positif. “Pemerintah sudah memberikan dukungan finansial yang cukup besar bagi peningkatan kualitas sumberdaya manusia pendidikan. Ada perbaikan kompetensi, sertifikasi juga TPP (Tunjangan Perbaikan Penghasilan) bagi pegawai, utamanya tenaga pendidik. Jangan sampai tujuan utama dari peningkatan kualitas itu tersia-sia belaka,” ungkapnya.
Sementara itu, disinggung soal penggunaan tempat wisata yang dibangun pemerintah kota sebagai lokasi ‘wisata mesum’ para ABG di Tarakan, Suhardjo mengaku bahwa pengawasan ekstra ketat tak mungkin dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini aparat terkait seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan pihak Kepolisian. Sebab, sumberdaya aparat keamanan yang ada cukup terbatas. Dari itu, Suhardjo berharap adanya keterlibatan dari masyarakat sekitar kawasan wisata dimaksud, untuk melakukan pengawasan swakarsa. Hal ini guna mencegah terjadinya perbuatan tidak senonoh yang dilakukan ABG, juga untuk menjaga citra wilayah dan Kota Tarakan.(ndy)
Sumber Kutipan (Kecuali Gambar) :
Terbit Rabu, 9 Mei 2012
LAYANAN PENGADUAN SETIAP HARI 1 X 24 JAM
SATPOL PP KOTA TARAKAN :
TELEPON (0551) 32492 ATAU
SMS (PESAN SINGKAT) KE 085247618394
BLOG INI DAPAT DIAKSES MELALUI
HANDPHONE (MOBILE VERSION)
KLIK DISINI : MOBILE VERSION
0 KOMENTAR ANDA:
Posting Komentar