Satu Pemilik APMS Dipanggil Polisi
Dugaan warga soal penimbunan premium bersubsidi di usaha penjualan BBM berskala besar hampir terbukti. Pasalnya, sore kemarin (4/5) sekitar 46,8 ton premium bersubsidi yang diduga diselewengkan berhasil ditemukan Disperindagkop dan UMKM Kota Tarakan, Satpol PP Tarakan, dan Kepolisian, tepat di belakang di salah satu Agen Premium dan Minyak Solar (APMS).
Premium ini ditemukan di tempat terpisah. Sekitar 20 ton disimpan di sebuah bunker, 20 ton tersimpan rapi di dalam tangki truk, dan selebihnya atau sekitar 6,8 ton disimpan dalam puluhan drum plastik berwarna biru tidak jauh dari lingkungan APMS tersebut.
Penemuan ini pun mengejutkan warga sekitar. Bukan karena penemuan premium bersubsidi yang diduga diselewengkan, melainkan mempertanyakan kenapa baru terungkap kemarin. “Seharusnya dari dulu dipantau. Kalau sudah dapat begini, harus benar-benar diungkap biar semua jera,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya kepada Radar Tarakankemarin.
Usai memantau langsung penemuan, Kabid Perdagangan Disperindagkop dan UMKM, Untung Prayitno mengungkapkan, premium itu ditemukan setelah mendapatkan informasi dari stafnya yang mendapat tugas jaga di APMS tersebut kemarin.
“Kita kan bagi tugas. Ada yang di SPBU Mulawarman, SPBU Gunung Lingkas dan salahsatunya di APMS ini, dan di sinilah staf saya menemukan ada indikasi penimbunan,” jelas Untung.
Yang mengherankan Untung, sesuai dengan jatah perbulan APMS yang jumlahnya 330 ton menyisakan premium sebanyak itu. Selain itu, mekanisme penyaluran premium yang menggunakan truk yang tidak langsung dituang ke dalam bungker juga menjadi pertanyaan.
“Kok bisa tertampung sebanyak itu. Ini baru indikasi, bukan kita katakan penimbunan. Kalau soal jatah itu tugas Pertamina, kami hanya mengawasi saja,” ujarnya.
Dengan penemuan tersebut, kata Untung, pihaknya langsung menyerahkannya kepada kepolisian untuk diproses. “Perlu ada konfirmasi lebih jelas dari pemilik APMS, kalau memang ada bukti-bukti penjualan dan lainnya, silakan diperlihatkan, semuanya ada di kepolisian nanti,” katanya.
Ternyata, pemilik APMS dimaksud punya alasan lain soal truk-truk dan drum-drum yang sengaja parkir dan taruh di belakang lingkungan APMS. Untung menjelskan, premium tersebut merupakan stok yang lebih dan tidak muat dimasukkan dalam bunker dan sebagian lagi untuk disalurkan ke speedboat langganannya.
“Sebenarnya, APMS bisa memberikan jatah ke speedboat, tapi kok bisa banyak yang bertumpuk di situ,” pungkas Untung masih penasaran.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum bersedia memberikan keterangan apapun. Sedangkan pemilik APMS, tadi malam langsung melaju ke Polres Tarakan dengan mobil miliknya. Kedatangannya yang sangat cepat itu untuk memberikan keterangan terkait dugaan penimbunan premium di APMS miliknya.
POLISI JAGA SEMUA SPBU DAN APMS
Sebagai langkah antisipasi atas Surat Edaran Wali Kota Tarakan nomor 510/670/DPPK & UMKM, kemarin sejumlah polisi berjaga-jaga semua SPBU dan APMS yang ada di Tarakan.
Kapolres Tarakan AKBP Drs Agustinus Budi Prasetyo SH MH, didampingi Kabag OPS AKP Moh Amir SH membenarkan hal itu. “Untuk jumlah personelnya, saat ini setiap SPBU dan APMS ada dua orang,” rincinya.
Namun jumlah itu katanya lebih lanjut, bisa ditambah apabila kondisi lapangan memang membutuhkan untuk penambahan personel. Maksudnya, apabila ada aksi protes warga khususnya penjual bensin botolan ke pertamina atau SPBU maupun APMS yang ada.
Sedangkan larangan terhadap setiap kendaraan hanya satu kali mengisi BBM dalam sehari, tentunya kata Moh. Amir, menjadi tanggungjawab petugas yang ada di masing-masing SPBU dan APMS. “Kalau semua hal kecil semacam itu juga dibebankan kepada angota polri, kan tidak mungkin,” tegasnya.
Ditanya soal batasan waktu penempatan personel polri di SPBU dan APMS, kembali ditegaskannya tergantung kondisi di setiap APMS dan SPBU. Demikian hanya dengan waktu penjagaan anggota juga, tidak hanya pada saat kegiatan itu berlangsung. Namun pada saat tidak ada kegiatan (waktu tutup) juga masih dalam pengawasan aparat kepolisian.
“Ini sebagai antisipasi, adanya hal-hal di luar dugaan kita semua. Siapa tahu ada aksi anarkis pada saat kegiatan di SPBU sudah tutup,” tegasnya.(nat/noi)
Sumber Kutipan (kecuali gambar ilustrasi) :
Terbit Kamis, 5 Mei 2011
BLOG INI DAPAT DIAKSES MELALUI HANDPHONE (MOBILE VERSION)
KLIK DISINI : MOBILE VERSION
0 KOMENTAR ANDA:
Posting Komentar