MERAMBAHNYA Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi yakni pertamax di wilayah utara Kaltim, khususnya Tarakan diindikasikan sebagai penyebab BBM bersubsidi jenis premium akhirnya langka. Banyak pihak berspekulasi Pertamina memangkas jatah premium agar masyarakat beralih ke pertamax, profit oriented dimana harga pertamax lebih tinggi 2 kali lipat dari premium. Namun hal itu langsung ditepis Pertamina Unit Pemasaran IV Kalimantan, Balikpapan.
Melalui Assisten Manager External Relation, Bambang Irianto, saat dikonfirmasi Radar Tarakan menjelaskan, PT Pertamina (Persero) mendapat tugas dari pemerintah pusat dalam penyaluran atau distribusi BBM bersubsidi untuk pelayanan masyarakat, namun dibatasi kuota. Sedangkan kuota BBM bersubsidi, ditetapkan lewat kebijakan pemerintah untuk seluruh daerah di Indonesia.
“Kami menyalurkan BBM bersubsidi baik premium, solar dan minyak tanah, sesuai kuota yang ditentukan pemerintah dan DPR RI. Tugas kami menyalurkan ke masyarakat, tidak berhak mengurangi setetes pun,” tegas Bambang Irianto.
Untuk kuota premium yang diberikan ke wilayah Kalimantan setahun, sebutnya, khususnya tahun 2011 hanya 1,562,346 Kiloliter (Kl). Sedangkan skup seluruh Kaltim kuota dari pemerintah total sebanyak 511,600 kl, terhitung Maret sudah over 3,4 persen, yakni 43,821 kl dimana seharusnya kuota setahun dibagi 12 bulan, per bulan dijatah hanya 42,366 kl.
“Kita tidak boleh mendistribusikan lebih dari kuota. Lalu, kalau di masyarakat ternyata tetap kurang, walaupun di Depo ada stok BBM, Pertamina tidak diijinkan untuk menambah. Kalau pemerintah kabupaten/kota minta kuota di tambah, ajukanlah ke pusat sebab Pertamina tidak memiliki kewenangan mengambil kebijakan,” jelasnya kemarin (20/4).
Dengan dibatasinya penyaluran BBM bersubsidi menggunakan kuota, agar kebutuhan masyarakat akan BBM tetap terpenuhi, alternatif Pertamina lalu menyiapkan pertamax di wilayah Kaltara. Namun hingga saat ini, ia memastikan bahwa stok BBM aman untuk wilayah Kalimantan secara umum dan Kaltim khususnya.
“Sekali lagi tidak ada pengurangan kuota. Kelangkaan kemungkinan disebabkan perkembangan jumlah kendaraan terus meningkat tiap bulannya, memicu kebutuhan masyarakat akan BBM terus meningkat. Untuk itu, pembelian BBM jangan berlebihan. Masyarakat perlu lakukan penghematan,” ungkapnya.
“Jangan juga lakukan penimbunan premium dirumah, karena stok tetap aman. Apalagi penimbunan itu membahayakan, premium ini mudah terbakar,” imbuh Bambang.
Ia pun menghimbau kepada masyarakat yang memiliki kendaraan bermotor mesin diatas tahun 2005, baik motor ataupun mobil dianjurkan memakai pertamax agar mesin awet. “Menjadi tugas kami memasarkan pertamax ke masyarakat. yang terpenting pada pendistribusian tidak akan terputus, kualitas pertamax akan kami jaga terus untuk kedepan. Dan yang terpenting, memangkas jatah premium tidak menguntungkan bagi pertamina dan rakyat,” tandasnya.
Sementara Komisi II DPRD Tarakan, akan mengagendakan rapat dengar pendapat (hearing) pekan depan bersama Depo Pertamina Tarakan, lantaran setiap hari untuk membeli premium, antrian panjang selalu menghiasi SPBU dan APMS. Meskipun pertamax sudah mulai dipasarkan awal April lalu. Dalam sidak (inspeksi mendadak) dewan kemarin (20/4), dikatakan Wakil Ketua Komisi II H.Fadlan Hamid, jika Pertamina membantah premium langka tak seharusnya antrian panjang dan cepat habis.
“Realitanya, masyarakat selalu antri. Sidak ini agar pertamina mengklarifikasi kondisi sebenarnya. Apalagi sebelum pertamax masuk ke Tarakan, antrian tidak pernah panjang. Apakah jatah premium yang dipangkas, ini yang perlu kami tahu,” ujar Fadlan.
Namun ujarnya sedikit kecewa, pihak pertamina belum bisa memastikan penyebab konkrit munculnya antrian panjang masyarakat di setiap SPBU. Bagaimana pengawasan pertamina selama ini terhadap jalur distribusi BBM bersubsidi tersebut hingga ke SPBU dan APMS, juga belum dibeberkan secara matang.
“Maka kami minta, senin pekan depan hearing di dewan. Kami tidak mau kondisi ini semakin meresahkan masyarakat. Kalau perlu pemilik SPBU dan APMS, direkomendasikan oleh Pertamina untuk ikut berkoordinasi. Pemerintah juga perlu hadir mencari solusi penyebabnya jika ternyata kuota tidak berubah,” jelasnya.
“Jika datangnya pertamax membantu kelangkaan BBM, perlu ada sosialisasi yang intensif. Sebab banyak masyarakat takut bensin langka, berbondong-bondonglah pihak tak bertanggung jawab menimbun premium. Pengawasan perlu diperketat memang, disamping perlu ada pembenahan jalur distribusi,” tutupnya. (dta)
SUMBER KUTIPAN (kecuali gambar) :
Terbit Kamis, 21 April 2011
KLIK DISINI : MOBILE VERSION
0 KOMENTAR ANDA:
Posting Komentar