Selasa, 21 Desember 2010

PENGAMANAN JEBOL, SATU JAMAAH KEHILANGAN TAS




MEWARNAI KEDATANGAN JAMAAH HAJI

Suasana penuh haru mewarnai penyambutan kedatangan 146 jamaah haji asal Tarakan siang kemarin (21/12). Wakil Wali Kota Tarakan, Suhardjo Trianto yang memimpin prosesi penyambutan tidak banyak memberikan tanggapan, kecuali kiriman doa untuk salah satu perserta haji asal Tarakan.

“Tahun ini, ada 146 orang dan ada saudara kita yang ikut dalam rombongan dipanggil ke rahmatullah, untuk itu mari kita membacakan surat Al Fatihah untuk beliau,” ajak Wawali saat sambutan.

Ketua Kloter 16 yang memimpin jamaah asal Tarakan, Samarinda, Kutai Kertanegara, Abdul Hamid mengatakan, baik keberangkatan maupun kepulangan jamaah haji asal Tarakan tidak mengalami permasalahan yang pelik. Hanya saja, sebut Hamid, pemondokan yang tidak semua berdekatan dengan jumlah jamaah yang banyak memang membuat kewalahan tim. “Tapi haji maupun umrah masih bisa dilaksanakan dengan lancar, jadi tidak ada masalah,” katanya

Ketua Panitia Pemberangkatan dan Kepulangan Haji Tarakan, Sofian Raga menyebutkan, kedatangan haji tahun ini berlangsung dengan tertib dan tepat waktu. “Semuanya sehat dan Alhamdulillah semua aman,” ujarnya kepada Radar Tarakan usai penyambutan haji.

Soal pengamanan, setidaknya 42 orang anggota Satpol PP dan beberapa personil Dinas Perhubungan dan kepolisian diturunkan untuk mengawal membludaknya penjemput. Saking banyaknya penjemput, personel Satpol PP pun ditambah menjadi 65 orang. Namun yang terjadi, pengamanan yang dikerahkan justru jebol lantaran tidak terkontrolnya warga yang menjemput.  “Namanya juga kangen, kita tidak bisa redam, iya kan,” kata Sofian.


DIWARNAI KEHILANGAN BARANG JAMAAH

Jika seluruh jamaah haji langsung berbaur dengan sanak keluarganya saat kedatangan, Sumirah (65), warga RT 19 Kelurahan Karang Anyar yang menumpangi salah satu bus milik pemkot justru bernasib sial. Menumpangi bus terakhir, wanita paru baya ini harus kehilangan barang-barangnya. “Di dalamnya ada uang Rp 5 jutaan, ada handphone, ada paspor, kartu kesehatan yang saya taruh di tas warna hijau dan kresek yang berisi pakaian kotor,” ujar ibunda Jemari ini kepada Radar Tarakan yang meliputnya.

Ingatnya, proses hilangnya barang tersebut disebabkan salah satu petugas menyuruhnya turun dan melarangnya membawaserta barang miliknya. “Saya disuruh turun sama petugas, katanya nanti baru diambil, tak tahunya sudah hilang,” kata Sumira yang hingga pukul 13.00 Wita kemarin belum mendapatkan barang berharganya itu. (nat)



SUMBER KUTIPAN :
SKH. RADAR TARAKAN - TERBIT, RABU 22 DESEMBER 2010

SATPOL PP KOTA TARAKAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda ...