Mabes Polri memberikan batas waktu selama dua minggu kepada aparatnya untuk memulihkan situasi dan kondisi di Tarakan, Kalimantan Timur. Kelak jika dalam dua minggu aktifitas warga Tarakan kembali seperti semula, barulah para personil itu ditarik dan dipulangkan ke kesatuan masing-masing.
"Kita kasih batas waktu sampai dua minggu ke depan mulai kemarin. Sambil kita evaluasi apakah (akan) ditarik semua atau sebagian-sebagian kita lihat perkembangan di lapangan," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen (pol) Iskandar Hasan saat dihubungi JPNN, Sabtu (2/10) siang.
Dijelaskanya, meski sempat mencekam namun kondisi Kota Tarakan saat ini secara umum telah berangsur normal. Namun demikian personil keamanan masih disiagakan untuk menjamin Tarakan benar-benar aman. "Situasi sudah kondusif tapi pasukan masih di-setting. Selanjutnya kita menindaklanjuti hasil (kesepakatan) perdamaiaan," tambahnya.
Jumat (1/10) kemarin, Kapolri Jenderal (pol) Bambang Hendarso Danuri dan sejumlah petinggi Polri bertandang ke Tarakan. Mereka memantau sejauhmana perkembangan pengamanan daerah kaya minyak itu pascaperjanjian damai antara Etnis Tidung dan Bugis yang sempat berseteru.
Iskandar yang juga turut dalam kunjungan itu mengungkapkan, perwakilan dua kelompok etnis sempat menyerahkan senjata khas masing-masing yaitu badik dan mandau secara sukarela kepada polisi. Penyerahan badik dan mandau itu juga simbolisasi tekad untuk mengakhiri permusuhan yang telah menelan lima korban jiwa itu.
"Yang paling membahagiakan kemarin masing-masing dari kedua belah pihak di depan Kapolri menyerahkan badik dan mandau sebagai simbol bahwa mereka tidak akan bermusuhan lagi. Di depan Kapolri mereka berpeluk-pelukanan,’’ tambahnya.
Sebagai gambaran, awal pekan lalu dua etnis tersebut sempat berseteru yang menyebabkan lima warga tewas dan sejumlah lainnya luka-luka. pertikaian itu merupakan buntut dari dugaan penganiayaan warga dari salah satu kelompok yang menyulut dendam kelompok lainnya. Aksi saling serang kemudian berakhir dengan kesepakatan damai.(zul/jpnn)
"Kita kasih batas waktu sampai dua minggu ke depan mulai kemarin. Sambil kita evaluasi apakah (akan) ditarik semua atau sebagian-sebagian kita lihat perkembangan di lapangan," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen (pol) Iskandar Hasan saat dihubungi JPNN, Sabtu (2/10) siang.
Dijelaskanya, meski sempat mencekam namun kondisi Kota Tarakan saat ini secara umum telah berangsur normal. Namun demikian personil keamanan masih disiagakan untuk menjamin Tarakan benar-benar aman. "Situasi sudah kondusif tapi pasukan masih di-setting. Selanjutnya kita menindaklanjuti hasil (kesepakatan) perdamaiaan," tambahnya.
Jumat (1/10) kemarin, Kapolri Jenderal (pol) Bambang Hendarso Danuri dan sejumlah petinggi Polri bertandang ke Tarakan. Mereka memantau sejauhmana perkembangan pengamanan daerah kaya minyak itu pascaperjanjian damai antara Etnis Tidung dan Bugis yang sempat berseteru.
Iskandar yang juga turut dalam kunjungan itu mengungkapkan, perwakilan dua kelompok etnis sempat menyerahkan senjata khas masing-masing yaitu badik dan mandau secara sukarela kepada polisi. Penyerahan badik dan mandau itu juga simbolisasi tekad untuk mengakhiri permusuhan yang telah menelan lima korban jiwa itu.
"Yang paling membahagiakan kemarin masing-masing dari kedua belah pihak di depan Kapolri menyerahkan badik dan mandau sebagai simbol bahwa mereka tidak akan bermusuhan lagi. Di depan Kapolri mereka berpeluk-pelukanan,’’ tambahnya.
Sebagai gambaran, awal pekan lalu dua etnis tersebut sempat berseteru yang menyebabkan lima warga tewas dan sejumlah lainnya luka-luka. pertikaian itu merupakan buntut dari dugaan penganiayaan warga dari salah satu kelompok yang menyulut dendam kelompok lainnya. Aksi saling serang kemudian berakhir dengan kesepakatan damai.(zul/jpnn)
SUMBER KUTIPAN (kecuali gambar ilustrasi) :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda ...