Ke 45 personel Satpol cantik Pamong Praja (Satpoltik PP) itu direkrut dengan seleksi cukup ketat, tidak asal comot. Ide merekrut personel perempuan ini dari Walikota Tri Rismaharini.
Sekali lagi, perekrutannya tak sembarangan lho!
Mereka harus lolos sejumlah tes yang meliputi psikologi, wawancara, dan serangkaian tes fisik seperti lari, sit up, push up dan baris-berbaris.
"Minimal berpendidikan SMA," kata Kasatpol PP Irvan Widyanto kepada detikcom, Kamis (24/10/2013).
Irvan menjelaskan, Satpoltik PP ini merupakan tenaga kontrak. Perekrutannya baru dimulai pada Mei 2011. Tugas dan pokok fungsinya, 'menggarap' permasalahan kota yang berkaitan dengan anak dan perempuan.
"Ini idenya bu walikota. Satpol PP perempuan bertugas melakukan pendekatan psikologi terhadap anak dan perempuan," papar Irvan.
Misalnya saat razia Pedagang Kaki Lima (PKL), sementara Satpol PP laki-laki membongkar warung dan bangunan liar, satpoltik ke arah pendekatan persuasif ke pedagang perempuan dan anak-anak.
Begitu juga bila Satpol PP menggelar razia Pekerja Seks Komersial (PSK). Satpoltik ini terlibat pada pendataan hingga melakukan pendekatan psikologi.
"Mereka (Satpol PP cantik) bertugas melakukan tindakan persuasif yang mengutamakan komunikasi," pungkas Irvan. (Sumber Kutipan, Detiknews.com LINK 1 dan LINK 2)
Kisah Mengejutkan Kiki, Ditawar Rp 20 Juta Saat Razia Lokalisasi
Kiki Dita (25) sering ikut dalam razia di kawasan Dolly. Saat meminta data dan KTP seorang mucikari, ia terkejut. Sebab ia ditawari menjadi 'anak buah' oleh mucikari.
Kiki yang berperawakan tinggi dan berkulit putih ini tak menghiraukan. Si mucikari tak patah arang. Ia mengiming-imingi bayaran Rp 20 juta per bulan. Angka yang jauh berbeda dengan gaji Satpol PP yang hanya di bawah Rp 2 juta.
"Ditanya-tanya, gaji berapa jadi Satpol PP. Trus ditawarin, katanya enakan jadi anak buahnya, gaji Rp 20 juta per bulan," cerita perempuan berambut hitam dan panjang ini kepada detikcom, Kamis (24/10/2013).
Kiki mengaku sudah terlanjur ingin bekerja sekaligus memperbaiki citra Satpol PP yang selama ini garang. Jauh dari kesan humanis.
"Gajinya memang nggak seberapa. Tapi saya bekerja sebagai Satpol ini niatnya ingin ikut mengubah Surabaya menjadi kota yang indah dan bersih dari prostitusi," pungkas Kiki. (Sumber Kutipan, Detiknews.Com)
Senyum Manis Senjata Ampuh Merazia
Acapkali, operasi penertiban dalam menegakkan aturan daerah yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) identik dengan kekerasan. Paradigma kekerasan itu kini mulai diubah dengan penampilan perempuan cantik anggota Satpol PP Pemkot Surabaya sebagai ujung tombak penegakan peraturan daerah Kota Surabaya dengan menghilangkan kesan garang dan menakutkan.
BAGI tiga orang gadis anggota Satpol PP dari 45 orang perempuan anggota Satpol PP Pemkot Surabaya, mendapat tugas di garda depan dalam operasi penertiban menjadi tantangan dalam tugas.
Kesan ramah dengan senyum manis Febio Karina, Rita Indriaswari, dan Paradita Fitria menjadi senjata ampuh dalam menundukkan setiap target operasi penertiban.
Mulai dari operasi penertiban rumah kos-kosan, tempat hiburan, lokalisasi WTS dan lainya jika sudah berhadapan dengan para gadis cantik anggota Satpol PP para pelanggar aturan seolah tidak berkutik.
"Risikonya ya digoda segala oleh mereka pelanggar aturan itu, bahkan ada yang teriak minta kita tangkap, padahal kita kan tidak melakukan penangkapan terhadap siapapun," kata Febio Karina, salah satu gadis cantik anggota Satpol PP Pemkot Surabaya tersebut yang masih berusia 21 tahun tersebut. (Sumber Kutipan, Tribunnews.com)
LAYANAN PENGADUAN SETIAP HARI 1 X 24 JAM
SATPOL PP KOTA TARAKAN :
TELEPON (0551) 32492
KIRIM SMS KE 081262118367
BLOG INI DAPAT DIAKSES MELALUI
HANDPHONE (MOBILE VERSION)
KLIK DISINI : MOBILE VERSION
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda ...