Mengatasi Kelangkaan Minyak Tanah di Masyarakat
#POLPPTARAKAN_INFO : Kelangkaan minyak tanah yang terjadi di Tarakan sejak beberapa minggu terakhir ini, mendapat perhatian serius Pemerintah Kota Tarakan. Kemarin (16/1), dalam rapat terbatas yang dilakukan di ruang kerja Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan (Ekbang), pemerintah berjanji akan menindaklanjuti persoalan ini, termasuk akan berkoordinasi ke Pertamina Regional Balikpapan.
Dalam rapat yang dihadiri para agen, perwakilan Disperindagkop-UMKM (Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah), Bagian Ekonomi Sekretariat Kota Tarakan, Pertamina dan FKKRT (Forum Komunikasi Ketua Rukun Tetangga), terungkap bahwa sejak bulan Oktober 2012 hingga Januari 2013, jatah minyak tanah untuk Kota Tarakan hanya sebesar 800 KL (Kilo Liter). “Angka ini menunjukkan adanya penurunan sebanyak 10 hingga 12 persen. Hal ini disebabkan karena Pertamina mendapatkan informasi bahwa telah terjadi kelebihan minyak tanah bersubsidi sehingga dilakukan pengurangan,” tutur Yunus Abbas, Asisten Ekbang Kota Tarakan.
Permasalahannya, seperti yang diaspirasikan FKKRT kepada pemerintah kota, jumlah tersebut dinilai belum mampu menutupi kebutuhan masyarakat. Lalu bagaimana realisasi program konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 kilogram yang merupakan langkah yang disiapkan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan masyarakat kepada minyak tanah? Menurut Yunus Abbas, realisasi program tersebut di Tarakan, belum maksimal. Tiap bulan, Kota Tarakan membutuhkan sekitar 14.000 tabung gas 3 kilogram. Sayangnya, angka tersebut belum dapat terpenuhi dengan baik karena persoalan transportasi dari Balikpapan ke Tarakan yang sering terlambat. “Dari tiga agen yang ada, hanya satu agen yang memiliki sarana transportasi,” tuturnya. Akibat dari keterlambatan pengangkutan itu, tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan kelangkaan.
Masalah lainnya, harga gas elpiji 3 kilogram cukup mahal, dan harganya tidak merata. Ini disebabkan karena biaya pengangkutan kapal dari Balikpapan ke Tarakan tidak disubsidi, meski komponen lain dari program ini disubsidi negara. “Akibatnya masyarakat yang sudah menggunakan tabung gas 3 kilogram, ingin kembali menggunakan minyak tanah karena tidak ada stok tabung gas isi ulangnya. Hal ini berpengaruh besar terhadap kebutuhan minyak tanah di Tarakan,” tutur dia.
Untuk itu, langkah yang akan dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan pendataan secara akurat terhadap kebutuhan penggunaan minyak tanah dan gas elpiji 3 kilogram di Tarakan. “Kami sudah minta FKKRT dan Disperindagkop untuk membantu melakukan pendataan, berapa jumlah rumah tangga dimasing-masing RT yang menggunakan gas elpiji, minyak tanah, termasuk berapa banyak UMKM dan berapa banyak petambak,” tuturnya. Data yang diperoleh, akan disinkronisasikan dengan data yang dimiliki Pertamina di Balikpapan. Untuk diketahui, saat ini sudah sekitar 30.000 tabung elpiji 3 kilogram yang telah beredar di masyarakat dari target 35 ribu penerima. “Itupun belum tentu semua menggunakan,” kata Yunus Abbas.
Melengkapi, Kepala Disperindagkop-UMKM Kota Tarakan, Subono mengatakan, untuk menghindari semakin lamanya terjadi kelangkaan minyak tanah di Tarakan, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Pertamina di Balikpapan.
Ditanya lebih jauh, Subono mengaku bahwa pihaknya akan menelusuri lebih jauh penyebab kelangkaan minyak tanah di Tarakan. Sementara ini, pengurangan hingga 12 persen jatah minyak tanah untuk Kota Tarakan oleh Pertamina masih menjadi faktor yang digembar-gemborkan. “Pengurangan jatah minyak tanah itu, dilakukan Pertamina berdasarkan informasi yang berkembang di media. Beritanya dimuat sekira bulan September lalu,” ungkap Subono.
Sejatinya, kelangkaan minyak tanah di Tarakan sudah terprediksi. Sebab, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan penghapusan jatah minyak tanah dan menggantikannya dengan program konversi gas elpiji 3 kilogram. Sayangnya, kata Subono, program ini tak berjalan maksimal karena proses transportasi. Diinformasikan pula bahwa saat ini, tengah dilakukan proses pembongkaran 8.343 tabung gas elpiji 3 kilogram di Pelabuhan Tengkayu II. Ribuan tabung itu akan didistribusikan ke tiga agen penyalur yang ada di Tarakan, yakni PT Marga Migas Nusantara, PT Karina Utama dan PT Tarakan Mitra.(ddq/ndy)
Sumber Kutipan (Kecuali Gambar) :
Terbit Kamis, 17 Januari 2013
LAYANAN PENGADUAN SETIAP HARI 1 X 24 JAM
SATPOL PP KOTA TARAKAN :
TELEPON (0551) 32492
BLOG INI DAPAT DIAKSES MELALUI
HANDPHONE (MOBILE VERSION)
KLIK DISINI : MOBILE VERSION
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar anda ...