Kamis, 21 April 2011

BERJAM - JAM ANTRE TAK KEBAGIAN BENSIN



Gultom: Harusnya Plat Merah Gunakan Pertamax

Hadirnya produk baru Pertamina jenis pertamax di Tarakan terus menjadi polemik di kalangan masyarakat. Pasalnya, saat ini warga sulit untuk mendapatkan BBM bersubsidi jenis premium (bensin) di SPBU.
Warga yang mengeluhkan antrean, berjam-jam di SPBU Mulawarman dan SPBU Gunung Lingkas terkadang tidak menjamin bisa mendapatkan premium. Hal ini diasumsikan warga, cepat habisnya premium disebabkan adanya penjualan pertamax di SPBU tersebut.
Arsyad, salah satu tukang ojek di simpang empat Jl. Mulawarman mengatakan, semenjak dijualnya pertamax di Tarakan ia kesulitan mendapatkan premium. “Selama ada pertamax, antrean semakin susah, terkadang kita antre tapi tidak dapat bensin. Lari kemana kira-kira premium ini selama ada pertamax masuk,” keluh Arsyad.
Saat ditanya kenapa tidak beralih ke pertamax? Arsyad menuturkan, harga pertamax sangat tinggi dibanding premium. “Tidak seimbang dengan harga premium. Kalau saja harganya Rp 7 ribu bisalah kita seimbangkan,” kata Arsyad lagi.
Lantas kemana Arsyad membeli premium jika tak mendapatkan di SPBU? “Kalau tidak dapat bensin, kita terpaksa cari yang eceren tapi terkadang juga susah. Kalau pun ada harganya juga tinggi. Seharusnya di saat antrean panjang, warga dikasih tahulah bahwa stok sudah mau habis. Masalahnya kita sudah antre berjam-jam, tapi ujung-ujung tidak dapat atau habis,” bebernya kepada Radar Tarakan kemarin (20/4).
Hal serupa juga dikatakan Indra -- warga Kelurahan Karang Anyar Pantai saat ditemui di SPBU Gunung Lingkas kemarin. Dikatakannya, bukan sebagian orang saja yang mengeluhkan dengan adanya pertamax di Tarakan, melainkan hampir semua masyarakat khususnya warga tak mampu.
“Mungkin saja, ada permainan dari untuk memberlakukan pertamax kepada masyarakat. Tidak masalah sih namanya juga bisnis, asal jalurnya benar atau tidak ada unsur-unsur negatif atau bagaimana yang bisa merugikan orang banya. Ini yang perlu dipertimbangkan,” ujar Indra.
Kepala Operasional Depot Pertamina Tarakan, Morhan Gultom mengatakan, pihaknya berupaya mengatasi hal tersebut. Namun, kekosongan tersebut ditegaskannya bukan dikarenakan adanya pembatasan atapun pengurangan alokasi premium selama ada pertamax.
“Mungkin sebagai langkah awal agar masyarakat lain tergerak hatinya untuk beralih ke produk baru ini di Tarakan meski non subsidi, plat merah baik roda dua maupun roda empat harusnya menggunakan pertamax,” saran Morhan Gultom.
Disampaikan sebelumnya, Asisten Manager Eksternal Relation Unit VI Balikpapan Bambang S. Irianto menegaskan, antrean yang terjadi di dua SPBU di Tarakan seperti di SPBU Mulawarman dan SPBU Gunung Lingkas bukan dipengaruhi karena adanya produk baru dari Pertamina yang dijual di dua SPBU tersebut, termasuk di Agen Penyaluran Minyak dan Solar (APMS).
“Sampai saat ini penyaluran premium masih sesuai dengan alokasi yang diminta oleh pemerintah ke SPBU maupun APMS yang ada,” ujarnya.
Artinya, kata Bambang, pertamax sama sekali tidak mempengaruhi dengan adanya antrean yang terjadi belakangan ini di sejumlah SPBU. “Tidak ada hubungannya, justru karena antrian itulah kami sediakan bahan bakar alternatif untuk dikonsumsi masyarakat yaitu pertamax,” imbuhnya.
Masih dikatakannya, pihaknya menyediakan pertamax untuk menutupi kekurangan stok atau bila terjadi kelangkaan premium di setiap kabupaten/kota khususnya di Tarakan.
“Kalau kita biarkan terus-terusan masyarakat menggunakan premium tanpa kita berlakukan pertamax sebagai alternatif malah nanti terjadi kesulitan masyarakat yang berkepanjangan. Hal inilah yang tidak kita harapkan makanya kita mencoba untuk menetralisir kondisi masyarakat dengan menyediakan pertamax,” beber Bambang kepada wartawan koran ini.
Hingga saat ini, sebut Bambang, untuk masing-masing SPBU Mulawarman dan Gunung Lingkas masing disuplai jenis premium sebanyak 30 ton per hari. Sementara pertamax disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan atau diberikan sebanyak 10 ton selama tiga hari sekali. “Suplainya sampai saat ini masih normal bahkan bisa tahan sampai malam dari jumlah yang kita suplai sesuai alokasi itu,” kata dia.
Lantas apa yang menyebabkan terjadinya antrian semenjak adanya pertamax? Diterangkan Bambang, hal tersebut dikarenakan banyak aksi borong yang dilakukan masyarakat untuk jenis premium sehingga stok di SPBU tersebut sering kehabisan. Karena itu, beberapa hari lalu, kita sudah membatasi pembelian premium khususnya kepada kendaraan roda empat mapun masyarakat yang seringkali melakukan pengisian berulang-ulang kali.
“Sekarang ada pertamax, ngapain mereka ikut antrean premium kalau merasa mengeluh, beli saja pertamax. Kan tujuannya untuk menghandel kejadian seperti itu,” tandasnya. Dijelaskan Bambang, sementara ini pihaknya tak membatasi penjualan pertamax untuk kalangan masyarakat mana saja.
“Kalau dilihat segi kendaraan, pertamax cocok buat kendaraan yang memiliki rasio kompresi di atas 9 banding 1 atau diatas angka okta 90 atau lebih. Sedangkan premium oktanya 88,” tukas Bambang.(sur)


SUMBER KUTIPAN :
Terbit Kamis, 21 April 2011

BLOG INI DAPAT DIAKSES MELALUI HANDPHONE (MOBILE VERSION)
KLIK DISINI : MOBILE VERSION

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

komentar anda ...